Dedi Mulyadi Geram Hutan Adat Baduy Rusak

    Dedi Mulyadi Geram Hutan Adat Baduy Rusak
    WAKIL Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi

    BANDUNG - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi sampai mengelus dada, saat melihat potongan video perusakan alam di hutan milik baduy. Bukan hanya geram atas pengrusakan alam tersebut, Dedi Mulyadi juga tampak bersedih atas tangan-tangan serakah yang mengeruk kekayaan alam, Jumat (23/4/2021) 

    “Kalau kita merasa beragama seharusnya malu melakukan pengrusakan alam. Apalagi kerusakan itu sampai ditangisi oleh warga baduy, ” kata Dedi Mulyadi

    Dedi melihat Potongan video orang Baduy yang menangis karena hutannya dirusak penambang emas liar viral di media sosial, hingga video tersebut menjadi pembahasan serius di dunia maya.

    Dalam video tersebut orang Baduy sambil menangis meminta tolong kepada pemerintah, lantaran hutan sakralnya dirusak penambang emas liar yang merusak lingkungan.

    “Tangkap para perusak lingkungan itu, apalagi hutan itu merupakan hutan adat suku baduy. Mereka menjaga hutan sepenuh hati, tidak pernah mengeluh. Saat alamnya dirusak kita juga merasakan keaedihan mereka, ” tambah Dedi Mulyadi

    Dedi meminta pemerintah pusat melalui Dirjen Penegakan Hukum, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; pemerintah daerah; Mabes Polri hingga polres setempat untuk segera menindak penambangan emas ilegal tersebut.

    Dedi bahkan meminta besok, pemerintah melakukan operasi penangkapan dan menutup areal yang digunakan penambangan ilegal atau gurandil tersebut.

    “Besok segera ditindak. Jangan biarkan perusakan alam terus berlanjut, ” tegas Dedi.

    Lebih lanjut, Dedi mengaku malu kepada orang Baduy. Kata dia, orang Baduy tidak mengenyam pendidikan formal seperti warga lainnya di Indonesia.

    “Namun mereka jauh lebih beradab dibanding kita. Saya jujur malu sama orang Baduy, malu sama ucapan, malu sama sikap kita, ” tegas Dedi.

    Sebagai orang beragama, lanjut Dedi, para perusak hutan seharusnya malu telah melakukan perbuatan tersebut.

    “Kita menganggap mereka (orang Baduy) tertinggal, padahal kita yang tertinggal, ” tegas Dedi Mulyadi.

    Sehingga Dedi meminta agar pemerintah bergerak cepat, jangan sampai kerusakan hutan milik suku baduy bertambah luas.

    “Jangan sampai alam marah, karena kerusakan yang diakibatkan keserakahan tangan-tangan manusia, ” pungkas Dedi Mulyadi. (***/Nang Surya)

    JAWA BARAT BANDUNG BANTEN CIAMIS PANGANDARAN BANJAR TASIKMALAYA GARUT MAJALENGKA KININGAN INDRAMAYU PURWAKARTA SUKABUMI
    Nanang Suryana Saputra

    Nanang Suryana Saputra

    Artikel Sebelumnya

    Kasepuhan Cirebon: Ingsun Titip Tajug Lan...

    Artikel Berikutnya

    Cegah Pengiriman TKI Ilegal, Disnakertrans...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Perhutani Pasarkan Produk Kerajinan 10.861 UMKM Mitra Binaan Ke Mancanegara, Kerjasama Dengan PT Varuna Tirta Prakasya (VTP)
    Nikmatnya Botram di Pantai Karangnini
    Tingkatkan Perekonomian dan Jaga Hutan Dengan Budidaya Porang Dibawah Tegakan Pohon Kehutanan
    Gempa Guncangkan Kota Bogor, Bima Arya dan Peserta Rapat Berhamburan Keluar Ruang Rapat
    Gubernur Jabar Tinjau Agrowisata Cipandewa  dan Cikanyere Cianjur

    Ikuti Kami